JAKARTA– Pemerintah akan mengubah kurikulum 2013 mendatang dengan
menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian
berbasis test dan portofolio saling melengkapi.
Kurikulum baru
tersebut akan diterapkan untuk seluruh lapisan pendidikan, mulai dari
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas maupun Kejuruan.
“Siswa
untuk mata pelajaran tahun depan sudah tidak lagi banyak menghafal,
tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains,” kata Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Mohammad Nuh kepada pers di Kantor Wapres di Jakarta,
Selasa.
Dikatakan Nuh, orientasi pengembangan kurikulum 2013
adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan,
dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan
menyenangkan.
Untuk tingkat SD, katanya, saat ini ada 10 mata
pelajaran yang diajari, yaitu pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, seni budaya dan
keterampilan, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, serta muatan
lokal dan pengembangan diri.
Tapi mulai tahun ajaran 2013/2014
jumlah mata pelajaran akan diringkas menjadi tujuh, yaitu pendidikan
agama, pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
matematika, seni budaya dan prakarya, pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan, serta Pramuka.
“Khusus untuk Pramuka adalah mata
pelajaran wajib yang harus ada di mata pelajaran, dan itu diatur dalam
undang-undang,” kata Nuh.
Salah satu ciri kurikulum 2013,
khususnya untuk SD, adalah bersifat tematik integratif. Dalam pendekatan
ini mata pelajaran IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada semua
pelajaran, yaitu dua mata pelajaran itu akan diintegrasikan kedalam
semua mata pelajaran.
Dikatakan untuk IPA akan menjadi materi
pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika, sedangkan untuk
IPS akan menjadi pembahasan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Mendikbud mengatakan,
kurikulum 2013 itu diharapkan bisa diterapkan mulai tahun ajaran baru
2013, tapi sebelumnya akan diuji publik sekitar November 2012.
“Masyarakat
bisa memberikan masukan atas setiap elemen kurikulum mulai dari standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses hingga standar
evaluasi. Adanya uji publik ini diharapkan kurikulum yang terbentuk
telah menampung aspirasi masyarakat,” papar Nuh.
(kabar24.com)
0 Komentar